Rabu, 22 Agustus 2012

Lebih Dari Sakit Hati


*Diambil dari Blog milik Al-Barokah (CERITA UNTUKKU)

Kamis, 20 Mei 2010
LEBIH DARI SAKIT HATI

Dahulu ketika kita berdua, waktu terasa begitu cepat berlalu. Andaikan aku bisa, ingin rasanya waktu ku buat lebih lambat, matahari ku tahan agar tidak cepat terbenam, detak jarum jam pun kalau bisa ku atur agar kita bisa merasakan kebersa maan lebih lama.
Akhirnya kita berdua dikumpulkan Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. DIA yang maha dalam segalanya mendengar do'aku, keinginanku untuk menikah dikabulkan-NYA. Sekalipun aku pernah diusir ibumu karena dianggap tidak memiliki masa depan, tidak punya pekerjaan tetap, dia mungkin lupa bahwa aku keluar dari perusahaan tempat ku bekerja dulu adalah atas permintaan mu. Karena ibumu selalu berkata sinis, aku putuskan untuk melamar kerja kembali di sebuah perusahaan besar dan kamu yang mengajariku, padahal ibumu membenciku karena aku bukan orang kaya yang datang kerumah mu tanpa pakain necis dan mobil mewah.
 
Kamu mengajari aku tanpa sepengetahuan ibumu, bahkan kamu buatkan aku surat lamarannya, ku tahu dirimu dengan semua itu bahwa kamu sangat mencintaiku, tapi tidak dengan ibumu. Dia mengusir ku dengan terang, dia bilang agar aku jangan datang lagi,"Ini yang terakhir kamu kesini !". katanya ketika aku datang di minggu pagi itu, dan kamu menangis memohon maaf atas sikap ibumu. Itu yang membuat aku berjanji ingin membalas cintamu.
 
Aku dapatkan pekerjaan itu, dan lama kita tidak berjumpa ada kerinduan dalam hati, tapi terhalang oleh sikap ibumu, aku masih sakit hati karena pengusiran itu.
Wajah sayumu selalu menari dipelupuk mataku.
 
Telpon di meja kerjaku berdering, lama tidak ku angkat, karena aku sedang sibuk mengentri data. Terdengar teriakan atasanku dari ruangannya,"itu telpon untukmu !" ujarnya. Dengan perasaan kaget dan bercampur gembira, karena selama enam bulan aku bekerja tidak pernah ada yang menanyakan kabarku, termasuk dirimu yang ku anggap mungkin sudah dinikahkan ibumu dengan laki-laki pilihannya, wajarlah karena dia ibumu yang ingin melihat anaknya bahagia.
Tidak aku kira sedikit pun bahwa telpon bunyi dari tadi itu dari mu. Kamu bicara dan menanyakan kabarku, kamu menangis haru, aku tahu dari isak-tangismu, aku tahu kamu masih mencintaiku
Aku tanya kenapa kamu menangis? Kamu bilang adikmu akan dinikahkan lebih dulu, karena ada yang melamarnya namun bukan lelaki pilihannya dan kamu dilangkahi adikmu. Ibumu memang tidak punya perasaan, dulu dia mengusir aku, dan sekarang menjadikan mu sakit hati.
Aku hanya diam mendengar ceritamu. Dan terakhir kamu berkata:"Aa, andai kamu masih mencintaiku, nikahi aku, lamar aku besok!" DDUEERR !? Kata terakhirmu itu mengagetkan aku "Nikahi aku ! Ujar dirimu pelan.
 
Aku tidak bisa memberikan jawaban saat itu, yang terbayang adalah pengusiran ibumu kepadaku 6 bulan lalu, dengan pelan aku bilang bahwa aku belum siap menikah saat ini, kalau kamu mau menikah lebih cepat, silahkan menikah dengan laki-laki lain, bicaraku pelan tapi membuatmu diam seketika dan diammu itu membuatku merasa bersalah.
Kini kita sudah mempunyai dua putri bukti bahwa kita saling memiliki cinta. Hanya saja ibumu tetap tidak mengharapkanku, sejatinya dia yang memohon kepada ibuku agar aku menikahimu supaya kamu tidak dirundung kesedihan yang lama karena pernikahan adikmu yang perempuan. Sampai hari ini aku masih mengingat dengan jelas rayuan dan sifat arogan ibumu, sudah ku tolak dengan halus bahwa aku masih memiliki dua orang kakak yang belum menikah, aku juga baru masuk kuliah, kerja belum mapan, hanya ibumu tetap ngotot agar kita menikah, karena aku sering kerumah adalah terlalu mengada-ada, ( kapan aku sering kerumah? ) bahkan secepatnya andai bisa. Hi, dia sudah lupa dengan perlakuannya kepadaku dulu, dia melupakannya begitu saja, aku?? Aku tidak akan lupa sampai kapanpun atas penghinaan yang menyakit kan darinya, dan kita menikah karena aku mencintai dan mengingat kebaikanmu.
Sekarang kita harus berpisah juga karena ibumu, dan kamu kena rayuannya pula. Mana janji mu dulu bahwa kamu akan setia? mana sumpahmu dulu bahwa kita akan bersama dalam suka dan duka? Apa karena janji dan sumpah itu sudah dibeli ibumu?.
Kita sering cek-cok mulut bila kamu pulang dari ibumu, saat itu kita tidak punya masalah apa-apa, ujungnya kamu tidak mau lagi tidur bersamaku, dan yang lebih parah kamu lebih memilih ibumu daripada aku suamimu. Itulah pernikahan yang salah, dan terimalah akibatnya

Aku Cuma Bisa Jadi Pengagum


* Diambil dari blogger milik Al-Barokah (CERITA UNTUKKU)

Minggu, 16 Mei 2010
AKU CUMA BISA JADI PENGAGUM
Langkahnya yang tegak dan kepala sedikit miring ke kanan dihiasi peci warna hitam, membuatnya tampak berwibawa. Ditopang tubuh yang gempal dengan tinggi sedang serta warna kulit putih untuk seorang laki-laki, menjadikan dia pusat perhatian pasangan mata. Dan aku ?!...
CUMA BISA JADI PENGAGUM !
Stelan jas hitam bermerk yang membungkus tubuh menutupi kemeja formil bergaris sewarna membuat dia kelihatan trendi. Hidung besar dan mata elang di payung dua alis hitam bagaikan semut beriring, membuat jengah yang menatap. Ya, dia memang gagah, apalagi kalau sudah berdiri di mimbar menyampaikan Ceramah ataupun Khutbah, kita yang melihat pasti tidak akan bosan memperhatikan serta mendengarkan orasinya yang indah laksana Orator ulung Sang Proklamator,karena mengesankan, ber bobot serta penuh hikmah mencerminkan kecerdasan yang dimilikinya syarat dengan pengalaman.
Dan aku ?!...
KU CUMA BISA JD PENGAGUM! Bukan bermaksud ria atau takabur, ini hanya cerita, dia adalah pemilik sebuah Yayasan Pendidikan dan Sosial yang di rintis dari awal hingga kini berdiri berbagai bangunan megah, Mesjid, Majlis ta'lim, Madrasah Diniyah, TK/RA, SD Islam, SMP & SMA Islam, ALIYAH serta Perguruan Tinggi yang sekarang dalam tahap pemetaan. Dan aku ?!...
CUMA BISA JADI PENGAGUM !
Dia memang cerdas, luwes dan dinamis. Memiliki hubungan luas dengan tokoh-tokoh dinegeri ini, yang aku tahu sebut saja seorang putra bangsa yang Profesor dan briliant, lama tinggal di negeri Nazi, pernah menjabat Menristek di zaman ORBA dan jadi Presiden menggantikan Eyang Kakung yang lengser.
Dan aku ?!...
AKU CUMA JADI PENGAGUM!
Teman dekat lainnya adalah Da'i sejuta ummat yang sekarang punya Partai politik serta masih banyak figur lain yang berpengaruh di negeri ini dan sangat dikenal publik. Dan aku ?!...
CUMA BISA JADI PENGAGUM !
Diantara semua yang ada, mungkin hanya aku yang tidak memiliki sesuatu untuk dikagumi. Mungkin aku terlalu payah, walaupun dibandingkan dengan sepupuku yang memiliki keanehan, aku tidak ada apa-apanya. Padahal semasa sekolah dulu julukan bintang kelas selalu ku sandang, dan saat kuliah disebuah PT Swasta yang baru ku tempuh 3 semester dalam transkip nilai didominasi abjad "A", tapi aku tetap merasa tidak punya kemampuan apa-apa di banding mereka semua, AKU CUMA BISA JADI PENGAGUM !
Diantara saudara keluarga yang tidak sarjana hanya aku dan sepupuku yang 'aneh'. Pamanku menyandang gelar Doctor dari PT ternama, Tanteku juga lulusan fakultas Ushuludin, Kakakku yang laki-laki pun lulusan Fakultas Sastra ARAB yang sekarang jadi PNS, dan adikku pun seorang Insinyur dari perguruan tinggi bergengsi dikota B yang hampir tidak bisa wisuda karena krisis moneter, akhirnya si 'semok' kesayanganku ku gadaikan demi cita-citanya agar jangan putus ditengah jalan. Itu semua tidak percuma karena dia sekarang jadi seorang Direktur sebuah perusahaan asing. Dan aku ?!...
AKU CUMA BISA JD PENGAGUM!
Karena aku bukan Doctor atau Profesor, bukan pula seorang Orator karena aku bukan sang Proklamator,Aku juga bukan Direktur karena aku bukan Insinyur, tapi aku hanya seorang PENGAGUM ! Sebab aku tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan, yang aku punya hanya :
Ke-BERANI-an
* BERANI Nikah di usia dini
* BERANI tinggalkan kuliah demi nafkahi anak-istri  
* BERANI tinggalkan jabatan karena takut korupsi
* BERANI usaha sendiri daripada di kasihani
* BERANI Ngontrak daripada numpang di Orangtua bini
* BERANI antarkan istri karena dia tak cinta lagi
* BERANI Ruju' karena ingat anak tiap hari terutama istri
* BERANI Tinggalkan negeri untuk mencari Real SAUDI dan Naik Haji
* BERANI melintasi Benua hanya untuk jadi TKI
Itulah anugerah dari Tuhan untuk aku, walaupun aku cuma jadi seorang PENGAGUM ***


Biarlah Aku Yang Mengalah

* Diambil dari blog milik Al-Barokah (CERITA UNTUKKU)


Senin, 26 April 2010
BIARLAH AKU YANG MENGALAH
Mereka berdua begitu lucu, tidur berdua tapi beda, ku pandangi kedua putriku dari balik pintu kamartidurnya, mereka nyata tak berdosa, mereka juga seakan tak tau prahara yg menimpa rumah ini. Keluarga yang ku bina selama 10 tahun harus hancur begitu saja.
Entah siapa yg salah, tapi yang aku ingat aku sebagai suami tidak pernah mengajarkan hal yg salah terhadap dia sebagai istriku. Masalah kadang sering terjadi bila dia pulang dari rumah ibunya yang merupakan mertuaku, dan akhirnya merembet ke tempat tidur karena dia tidak mau melayaniku, entah apa yang telah diajarkan mertuaku kepadanya hingga dia berubah seperti itu. Akhirnya ku larang istriku bertemu ibunya, karena menurut pendapatku pangkal masalahnya dari sana, ibu mertua adalah biang keladinya. Mungkin dia pernah sakit hati karena aku? Entahlah, aku pun tidak tahu.
"Maafkan Papa nak, kalian akan Papa tinggalkan untuk sementara waktu, agar permasalahan keluarga kita semakin jelas dan bisa diketahui siapa sebenarnya yang bermasalah". Airmataku menetes saat malam terakhir menjelang kepergianku kenegeri tanah para nabi. Bukan ! Bukan aku meninggalkan masalah tanpa penyelesaian, namun agar semuanya menjadi jelas apa akar masalah sehingga mahligai cinta yang ku bina jadi porak-poranda seperti ini
Harapanku, semoga dengan aku keluar dari lingkaran itu, bisa tahu apa yang harus ku lakukan nantinya, sekalipun aku harus korbankan perasaan, HILANGNYA WAKTU BERSAMA MEREKA ANAK-ANAKKU. Dua tahun bagiku terlalu lama jika harus berpisah dari mereka. Dalam masa itu mungkin ada sesuatu yang terlewatkan, hingga mungkin aku tidak bisa mengenali lagi @

Selasa, 21 Agustus 2012

Harapanku

Malam takkan sepanjang ini 

Jika sebuah bintang membawamu ke sini 

Mengunci mu di hatiku, tak lagi tergapai 

Oleh pemilik mu sekalipun 

Jemput aku ....

Antar aku ... 

Pada sebuah mimpi tentang istana kecil 

Dengan nama kita di pintunya 

Mengapa selalu tak pernah ada bintang jatuh saat tahu apa yang ingin aku cumbu?

Masih soal CINTA BUKAN MILIK SIAPA-SIAPA

* Wahai para pecinta, 


Nikmati waktumu kini dan bila waktumu tiba kelak, 


Bersiaplah ....


Ku perkenalkan kau pada sang penghisap kebahagiaan 


Yang akan menghisap rakus persediaan cintamu


Hingga tinggal hanya tetes-tetes terakhir 

Teriakan serak Perih mu ...




* Warna adalah kegalauan yang meliputi jalan menuju tempatmu berdiri 

Takkan pernah hitam itu menuntun dirimu ke arahku 



* Wahai para pecinta, 

Saat kau mulai bersahabat dengan ketidakdewasaanmu 

Harus kau ingat, 

Berjutakali rasa rindu dan perih yang kau dapatkan kelak 

dibanding apa yang kuumbar sekarang 



* Bahwa mereka hanya sedikit lebih beruntung setengah mati

namun tetap saja CINTA ITU BUKAN MILIK SIAPA-SIAPA

Mengerti

dan apabila senja menyepuh laut dengan samar sinarnya, 

di atas lempeng lembaga itu, 

biar ku tunggu gelagat camar yang mengisyaratkan hidup jauh lebih berarti 

ketika akhirnya kita saling memahami 

CINTA ITU BUKAN MILIK SIAPA-SIAPA


Bila ada yang mampu melebihi rinduku terhadapmu,
Aku akan mundur malu dan menghilang dari jiwamu
Bila ada sakit yang melebihi perih butaku akan cintamu,
Aku akan berlari menuju laut yang membenamkan jasadmu
Cinta itu bukan milik siapa-siapa
Hanya saja rindu dan perihku tak seberuntung tipu mereka,
Para pecinta,,,,,
Mereka yang belum pernah berkenalan dengan perihnya keriduan,
Mereka yang tak akrab dengan luka mengaga di jantung hati 
Malam ini sketsa wajah kubuat dengan membentuk awan yang digumpal menjadi mendung
Lalu kucumbu tetesan hujanmu…
Sudikah sejenak saja kau enyahkan pinar mereka
Sudikah sejenak mereka berpindah ke lain maya